Jumat, 07 Oktober 2016

Daycare Unilever Tumbuh Kembangkan Kemandirian Anak Sejak Dini untuk Wujudkan Well-being Family

Jakarta, 21 Juli 2016 – Setelah dibuka pada 30 Juli lalu, hari ini Daycare Unilever yang mengangkat tema “Happy Family, Happy Employee” ditutup dengan kemeriahan Pentas Anak dan sharing session bersama orang tua. Fasilitas ini secara konsisten Unilever Indonesia berikan selama 13 tahun terakhir kepada karyawan untuk mengajak peran aktif orang tua menjadi Happy Parents guna mewujudkan well-being family. Hal ini dilakukan karena Unilever Indonesia melihat pentingnya fungsi keluarga yang sejahtera (well-being family) baik untuk tumbung kembang anak dan faktor kesuksesan karyawan dalam menjalani pekerjaan sehari-hari di kantor.
Sancoyo Antarikso selaku Governance and Corporate Affairs Director & Corporate Secretary PT Unilever Indonesia Tbk mengungkapkan, “Unilever Indonesia, meyakini bahwa salah satu pilar terpenting yang menjadi kunci sukses kami adalah konsep ‘great people, great place’. Dengan semakin meningkatnya jumlah karyawan kami yang juga merupakan orang tua, kami telah mengambil langkah-langkah proaktif guna membantu mereka mewujudkan potensi optimal di lingkungan korporasi. Penyelenggaraan Daycare merupakan bagian dari komitmen Unilever untuk membantu karyawan kami memiliki keseimbangan antara dunia kerja dan kehidupan pribadi, termasuk dalam masa liburan mudik Lebaran karena tidak ada pengasuh anak di rumah.”
Pemandangan dimana anak-anak menangis di pagi hari merupakan hal yang umum terjadi ketika mereka ditinggal oleh orang tuanya berangkat bekerja, apalagi di saat pengasuh anak masih mudik lebaran. Setiap orang tua dihadapi situasi mengasuh anak serta membagi konsentrasi dengan pekerjaan di kantor. Pada momen tersebut, tak jarang muncul perasaan ‘tidak tega’ dari orang tua saat melihat buah hatinya menangis serta berpotensi stres karena tuntutan pekerja tetap menanti.
Berangkat dari fakta tersebut, Daycare Unilever membagi pengalaman dan tips dalam mengasuh anak, serta menjadi wadah bagi para orang tua dan karyawan untuk berbagi cerita seputar kemandirian anak. Melatih kemandirian anak sejak dini merupakan faktor penting untuk mempersiapkan masa depannya. Seiring berkurangnya ketergantungan anak terhadap orang tua, secara tidak langsung mengurangi tingkat kerewelan anak yang menjadi dilema bagi kebanyakan orang tua. Para orang tua pun dapat lebih fokus terhadap pekerjaannya serta membantu mengurangi tingkat stres yang mereka hadapi dan merasa lebih bahagia.
“Sebagai seorang Ibu yang aktif di dunia parenting, mengasuh anak merupakan tantangan yang tidak mudah dan kerap dihadapi oleh orang tua, terutama bagi mereka yang bekerja. Salah satu tantangannya adalah mengajarkan anak mengenai kemandirian. Hal-hal tersebut harus dimulai dengan berani melepaskan anak melakukan segala sesuatunya sendiri, namun tetap diawasi. Hal tersebut dapat menanamkan rasa tanggung jawab atas segala sesuatu yang dia lakukan dan melatih keberaniannya. Aku juga mengalami hal yang sama dalam menghadapi ketiga anakku, dimana aku selalu berusaha untuk memuji prestasi atau keberhasilan yang diraih Davina, Barata, dan Syanala mulai dari hal kecil sekalipun sehingga mereka merasa diapresiasi. Dengan begitu, anak kita akan merasa berani dan percaya diri dan menjadi lebih mandiri walaupun ditinggal orang tua yang bekerja,” ujar Mona Ratuliu selaku selebriti yang aktif dalam hal parenting melalui situs Monaratuliu.com.
Lutfi Nanda Umar selaku orang tua peserta Daycare Unilever menyatakan, “Kehadiran Daycare Unilever merupakan solusi bagi para orang tua yang bekerja agar dapat menitipkan anaknya selama ditinggal mudik oleh asisten rumah tangga, sehingga kami dapat menyelesaikan pekerjaan kantor dan mengasuh anak tanpa rasa khawatir. Apalagi semua aktivitas dikemas secara edukatif dan menarik, seperti ketika field trip ke Pizza Domino dan Kandank Jurank Doank dimana si kecil dapat belajar memasak membuat pizza, menanam padi dan menangkap ikan yang menjadi pengalaman seru untuknya selama menghabiskan masa liburan sekolah.”
Banyak aktivitas dan edukasi non-formal dengan sistem pengajaran montessori untuk menstimulasi kecerdasan, daya imajinasi, kreativitas, serta mempersiapkan kemandirian anak-anak seperti belajar sambil bermain, kesenian, olahraga, dan coba profesi, namun masih di dalam satu lingkungan yang sama dengan orang tua mereka. Pada acara penutupan Unilever Daycare 2016, anak-anak peserta Daycare Unilever juga turut memeriahkan acara dengan menampilkan Pentas Anak.
“Kami berharap program ini dapat memberikan banyak manfaat serta menggugah para orang tua untuk semakin aktif berperan serta dalam proses tumbuh kembang anak dan mempererat hubungan dengan anak dan keluarga, agar tercipta keluarga yang harmonis dan sejahtera. Semoga komitmen dari langkah kecil yang kami lakukan ini dapat menginspirasi banyak pihak terutama para orang tua dalam proses tumbuh kembang sang buah hati,” tutup Sancoyo.

Pepsodent Ajak Ibu dan Anak Indonesia Bentuk Kebiasaan Baik Lewat Kampanye #mommyslittlepartner

Jakarta, 10 Agustus 2016 – Memahami peran dan tanggung jawab Ibu yang begitu besar di dalam keluarga, hari ini Pepsodent, produk pasta gigi keluarga produksi PT Unilever Indonesia Tbk., meluncurkan kampanye terbarunya #mommyslittlepartner untuk mengajak anak Indonesia menjadi “partner” Ibu menjalankan sejumlah tanggung jawab untuk membentuk kebiasaan baik. 
Varina Merdekawaty selaku Senior Brand Manager Pepsodent menjelaskan, “Pepsodent sebagai brand pasta gigi yang telah menemani keluarga Indonesia selama lebih dari 80 tahun, meluncurkan kampanye #mommyslittlepartner  dimana Pepsodent ingin mengajak ibu dan anak untuk bekerja sama dalam membentuk kebiasaan baik di rumah. Kampanye #mommyslittlepartner berangkat dari perhatian Pepsodent akan peran ibu dalam menjalani tugas keseharian yang kerap kali dituntut untuk mampu memenuhi berbagai tanggung jawab dengan baik. Melalui kampanye ini, Pepsodent ingin menyemangati para ibu agar dapat mengurangi pressure yang dihadapi oleh Ibu.”
Berbagi tanggung jawab dengan anak, terkadang dihindari oleh sebagian Ibu. Mereka beranggapan bahwa seorang anak lebih baik difokuskan untuk belajar, mengerjakan tugas sekolah dan bermain. Ibu kerap kali baru mulai memberikan tugas dan tanggung jawab kepada anak ketika telah beranjak remaja ataupun dewasa.
Vera Itabiliana, Psi., psikolog klinis anak, menyambut baik kampanye yang dilakukan oleh Pepsodent,  “Membentuk kebiasaan baik pada anak sebaiknya dimulai sedini mungkin, salah satunya dapat dilakukan dengan berbagi tanggung jawab di rumah. Sebab, sekecil apapun tanggung jawab yang diberikan kepada anak, ibu telah menempatkan anak sebagai mitranya, memberikan kepercayaan dan perhatian pada anak. Selain melatih anak memiliki rasa tanggung jawab, tugas dan pressure Ibu secara tidak langsung juga berkurang. Lebih lanjut, ketika Ibu telah terbiasa untuk berbagi tanggung jawab kepada anak, anak akan merasa bahagia karena telah mendapat atensi dari ibu dan juga merasa bangga karena telah mendapatkan kepercayaan dan diajak berbagi tanggung jawab.”  
Lebih lanjut, ada rasa bangga yang dirasakan oleh Ibu ketika anak ikut terlibat dalam membentuk kebiasaan baik di rumah. ”Sebagai tambahan, saat Ibu berbagi tanggung jawab dengan anak, maka Ibu akan memperkuat bonding dengan anak – anaknya. Ketika sudah sudah mampu menjadi partner Ibu, sebaiknya Ibu tidak lupa untuk memberikan apresiasi atas upaya yang sudah dilakukan. Dengan demikian, anak akan terlatih untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar lagi,” tambah Vera.
Salah satu contoh sederhana adalah mengajak anak menjadi partner ibu membentuk kebiasaan baik dengan menjaga kesehatan gigi dan mulut keluarga. Hal ini dapat dilakukan dengan bertanggung jawab untuk menyikat gigi sendiri dua kali sehari tanpa perlu dipaksa oleh Ibu, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Bahkan menjadi “agent” untuk saling mengingatkan kedua orang tua mereka sudah sikat gigi atau belum.
“Reward bukan semata milik anak, saya pun sebagai seorang ibu sering mendapat reward dari anak saya, Abbey (7 tahun), yang sekarang duduk dibangku sekolah dasar kelas 2, sudah sering membantu tugas keseharian saya, seperti: mengajak adiknya bermain ketika saya sedang sibuk melakukan aktifitas lain di rumah,  membereskan meja belajarnya sendiri, mencium saya ketika melihat wajah lelah saya hingga berinisiatif mengingatkan ayahnya tentang kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur. Melihat hal tersebut sering dilakukan oleh Abbey secara konsisten, saya merasa seperti mendapatkan reward karena anak saya sudah bisa menjadi #mommyslittlepartner,” ungkap Artika Sari Devi, figur publik sekaligus ibu dua orang anak yang didaulat menjadi brand ambassador  kampanye Pepsodent #mommyslittlepartner.
“Kampanye #mommyslittlepartner ini akan berlangsung selama bulan Agustus – September 2016. Secara umum, kami berharap, Ibu Indonesia dapat merasakan manfaat dari kampanye yang kami luncurkan,” ujar Vira menutup keterang pers.

Pond’s Acne Solution: Teknologi Terbaru dari Pond’s Untuk Kulit Wajah Bersih Dari Jerawat

Jakarta, 11 Agustus 2016 – Hari ini Pond’s, brand perawatan kulit wajah dari PT Unilever Indonesia Tbk., meluncurkan temuan terbaru dari Pond’s Institute, yaitu Pond’s Acne Solution, rangkaian perawatan anti jerawat pertama di dunia yang mengandung kandungan aktif Thymo-T Essence dan didukung oleh teknologi Lock + Clear yang bekerja memerangi bakteri di dalam sel kulit untuk menanggulangi jerawat yang akan dan telah terjadi. Teknologi terbaru ini menjawab kompleksitas masalah jerawat yang disebabkan tidak hanya oleh efek pubertas, tetapi juga faktor lain yang semakin beragam, misalnya gaya hidup modern yang sibuk dan padat, perubahan pola makan, tingkat stres yang lebih tinggi, kurang tidur atau sering begadang, penggunakan alat kosmetik yang menyebabkan komedo dan lain sebagainya.
Fiona Anjani Foebe selaku Head of Face Care menjelaskan, “Pond’s menggandeng sembilan dokter kulit dunia terkemuka untuk menghadiri simposium Internasional: New Skin Order: The Changing Face of Acne yang diadakan oleh Pond’s Institute untuk mendiskusikan perubahan dan perkembangan jerawat dari waktu ke waktu serta kebutuhan akan invovasi baru untuk mengatasinya. Hasil simposium tersebut menegaskan kembali bahwa jerawat bukan lagi masalah kulit yang hanya dialami seseorang sebagai bagian dari efek pubertas, tetapi juga permasalahan kulit yang dapat dialami siapa saja yang disebabkan oleh berbagai macam faktor .”
dr. Eddy Karta, SpKK mengungkapkan “Pada dasarnya, jerawat disebabkan oleh berbagai macam proses yang mengganggu kelenjar minyak pada kulit. Gangguan ini antara lain dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan saat ini yang membuat kulit mendapatkan paparan lebih dari polusi, bakteri penyebab jerawat dan sinar UV. Apabila tidak diatasi dengan baik, jerawat akan menjadi lebih parah dari tingkat yang ringan ke tingkat yang sedang atau berat sehingga kemudian setelah sembuh akan tersisa kehitaman pada kulit (hiperpigmentasi) dan parut (skar). Oleh karena itu, wajah yang berjerawat membutuhkan perawatan yang baik untuk menanggulanginya” 
Berangkat dari pemahaman tersebut, para ilmuan dari Pond’s Institute mengembangkan Pond’s Acne Solution dengan teknologi Lock + Clear dan kandungan aktif Active Thymo – T Essence, sebuah kombinasi anti jerawat yang unik dan diformulasikan dari thyme dan minyak pinus. Kedua kombinasi ini telah teruji secara klinis mampu mengurangi jerawat secara signifikan dalam waktu tiga hari. 
Endang Saraswati,  Senior R&D Manager dari Pond’s Institute menyampaikan, “Teknologi Lock + Clear adalah teknologi pertama di dunia dengan kandungan aktif Thymo-T Essence yang bekerja dengan mengunci dan menghilangkan bakteri penyebab jerawat langsung di dalam sel bakteri sehingga dapat mengatasi jerawat langsung pada sumbernya dalam waktu tiga hari.  Lewat hasil uji klinis, tekonologi ini menunjukkan efektivitas jangka panjang dengan menujukkan hasil yang berkelanjutan secara terus-menerus bahkan setelah empat atau enam minggu.”
Rangkaian perawatan kulit wajah Pond’s Acne Solution hadir dalam bentuk pencuci muka Pond’s Acne Solution AntiAcne Facial Foam dan pelembab harian Pond’s Acne Solution AntiAcne Daily Expert Gel Moisturizer. Pond’s Acne Solution AntiAcne Facial Foam dapat digunakan di setiap kali mencuci muka sebelum menggunakan Pond’s Acne Solution AntiAcne Daily Expert Gel Moisturizer di seluruh wajah. Untuk hasil terbaik, penggunaan keduanya dapat dilakukan setiap hari, dan hasilnya pun dapat dirasakan secara berkelanjutan.
Tya Arifin, Brand Ambassador Ponds Acne Solution mengatakan bahwa “Pond’s Acne Solution menjawab kebutuhan konsumen seperti saya yang menginginkan produk terpercaya dengan uji klinis, yang mudah ditemukan di pasaran dengan harga terjangkau sebagai solusi awal ketika berjerawat maupun untuk memelihara kulit agar jerawat tidak muncul kembali. Setelah menggunakan produknya, saya merasakan manfaatnya yaitu jerawat hilang dalam waktu tiga hari serta kulit tetap lembut dan segar.”
Untuk memperkenalkan inovasi baru ini, Pond’s menyuarakan gerakan #JerawatTamat di media sosial untuk mengajak konsumen merasakan inovasi dan teknologi terbaru dari Pond’s dan mendapatkan manfaatnya untuk kulit. Saat ini, lebih dari 1000 orang telah bergabung dan memberikan tanggapan positif dengan mengajak lebih banyak orang lagi untuk ikut mencoba Ponds Acne Solution.
“Melalui gerakan #JerawatTamat, Pond’s berharap semakin banyak konsumen yang terinformasi dan mendapatkan solusi akan permasalahan jerawat mereka. Konsumen dapat bergabung dengan mendaftar dan mendapatkan produk gratis serta mengetahui informasi produk lebih lanjut dari Ponds di www.ponds.co.id/JerawatTamat. Kami berharap hasil temuan ini dapat membantu para wanita di Indonesia untuk terbebas dan terlindungi dari masalah kulit yang disebabkan oleh jerawat.” tutup Fiona.

Komitmen Bisnis yang Berkelanjutan Pacu Pertumbuhan Bisnis PT Unilever Indonesia Tbk

Jakarta, 27 Juli 2016 – PT Unilever Indonesia Tbk (“Perseroan”) mengumumkan kinerja keuangan untuk periode yang berakhir 30 Juni 2016. Perseroan mencatat pertumbuhan dua digit, didorong oleh pertumbuhan bisnis kedua segmennya, yaitu Home dan Personal Care serta Foods dan Refreshment.
Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk Hemant Bakshi menyampaikan “Kami bersyukur  bahwa Unilever Indonesia berhasil mempertahankan pertumbuhan bisnis kami yang  positif di kuartal kedua  2016. Salah satu kunci sukses keberhasilan bisnis Unilever Indonesia adalah komitmen kami dalam menjalankan bisnis secara berkelanjutan, hal ini sejalan dengan strategi bisnis kami secara global yang dinamakan Unilever Sustainable Living Plan (USLP). Kami memiliki komitmen besar dalam menjalankan praktek keberlanjutan di seluruh lini operasi bisnis kami – baik di  sisi operasional, inovasi, brand maupun dalam filosofi kami dalam berbisnis; hal ini sangat membantu kami dalam menumbuhkan bisnis, menekan biaya dan memperkecil risiko serta meningkatkan kepercayaan”. 
Sustainable Living Plan merupakan skema untuk mencapai visi Unilever dalam menumbuhkan bisnis seraya mengurangi setengah dari dampak lingkungan yang ditimbulkannya serta meningkatkan manfaat  sosialnya di masyarakat. “USLP membuat kami menjadi tahan banting ditengah keadaan dunia yang tidak menentu. Strategi ini membantu kami mempertahankan pertumbuhan, top line dan bottom line,” kata Hemant Bakshi.” 
Secara keseluruhan, Perseroan mencatat pertumbuhan penjualan bersih sebesar 10,3% YoY pada semester pertama 2016, didorong oleh pertumbuhan segmen Home dan Personal Care sebesar +8,4% YoY serta Foods dan Refreshment sebesar +14,5% YoY. Penjualan bersih pada kuartal kedua sebesar Rp 10,8 triliun (+14,6% YoY) menjadikan total penjualan bersih Perseroan pada semester pertama sebesar Rp 20,7 triliun. Kinerja ini juga berhasil memperkuat arus kas dan meningkatkan profitabilitas.
Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 3,3 triliun di paruh pertama tahun 2016, naik Rp 368 miliar dibandingkan periode yang sama (+12,5% YoY). Di sisi lain, free cash flow tumbuh 19,6% YoY menjadi Rp 2,4 triliun.
“Unilever mempunyai tujuan untuk membuat cara hidup yang berkelanjutan menjadi cara hidup kita sehari-hari. Bisnis dapat menjadi pemimpin dalam membuat perubahan di pasar dalam hal menciptakan cara hidup dan cara berbisnis yang berkelanjutan. Bisnis yang seperti itu akan  akan dihargai oleh konsumen yang tidak saja menginginkan produk-produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang tepat, melainkan juga diproduksi dengan cara yang bertanggungjawab, " tutup Hemant Bakshi.

PT Unilever Indonesia Tbk. Raih Beragam Penghargaan Melalui Program Berkelanjutan dan Inovasinya

Jakarta, 30 Agustus  2016 – PT Unilever Indonesia Tbk. berhasil meraih beragam penghargaan yang diberikan oleh tiga institusi berbeda melalui program berkelanjutan serta inovasi yang dilakukan oleh perusahaan. Empat penghargaan diterima Unilever dari Finance Asia Asia's Best Companies Poll 2016, dua penghargaan dari Sustainable Business Awards Indonesia 2016 dan dua penghargaan dari Warta Ekonomi. Selain itu, dilansir oleh Forbes, PT Unilever Indonesia Tbk juga dinobatkan sebagai salah satu best of the best company tahun 2016.
Maria Dewantini Dwianto selaku Head of Corporate Communications Unilever Indonesia menyatakan, “Kami merasa senang sekali atas apresiasi yang diberikan kepada kami. Selain komitmen untuk terus berinovasi menciptakan produk-produk yang terbaik untuk konsumen kami, kami juga memiliki komitmen yang sangat kuat untuk terus merancang dan melaksanakan program berkelanjutan yang memiliki manfaat sosial bagi masyarakat. Hal ini sejalan dengan tujuan bisnis kami yang tertuang dalam Unilever Sustainable Living Plan, sebuah strategi untuk meningkatkan bisnisnya dua kali lipat seraya mengurangi setengah dampak lingkungan yang ditimbulkan dan meningkatkan manfaat sosial bagi masyarakat”.
Upaya Unilever Indonesia dalam meningkatkan manfaat sosial bagi masyarakat membawa Unilever Indonesia terpilih sebagai perusahaan nomor satu untuk kategori Corporate Social Responsibility versi Finance Asia Asia's Best Companies Poll 2016. Selain itu, peringkat ke-empat juga diraih Unilever Indonesia untuk kategori Corporate Governance, peringkat ke-tujuh untuk kategori Investor Relations serta dan peringkat ke-delapan untuk kategori Best Managed Companies. Best Companies Poll merupakan jajak pendapat tahunan untuk mencari perusahaan-perusahaan terbaik di Asia yang diadakan oleh Finance Asia.
Di waktu yang bersamaan, pada Sustainable Business Awards Indonesia 2016, Unilever Indonesia juga meraih dua penghargaan di kategori Business Responsibility & Ethics and Stakeholder Engagement serta kategori Overall Winner Award. Penghargaan ini ditujukan kepada perusahaan-perusahaan yang berhasil menerapkan praktek bisnis yang berkelanjutan dan menunjukkan bagaimana bisnis berkelanjutan dapat menguntungkan perusahaan serta lingkungan. 
Selain itu, Warta Ekonomi juga memberikan dua penghargaan kepada Unilever Indonesia sebagai perusahaan terbaik di kategori Social Business Innovation Company 2016 dan kategori Green CEO yang diberikan kepada Hemant Bakshi selaku Presiden Direktur Unilever Indonesia. Lebih lanjut, Unilever Indonesia juga disebut sebagai salah satu perusahaan terbaik di 2016 versi majalah Forbes. Unilever Indonesia bersanding dengan berbagai perusahaan lainnya yang dinilai berdasarkan kinerja perusahaan.
“Kami telah berada di Indonesia selama 82 tahun, dan keberadaan kami tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, baik konsumen kami maupun pihak-pihak lain seperti media, pemerintah, LSM dan juga partner kami yang terkait dalam operasi bisnis kami. Apresiasi ini mendorong kami untuk terus melakukan upaya-upaya yang terbaik tidak hanya baik untuk bisnis kami tetapi juga manfaatnya untuk lingkungan dan masyarakat Indonesia” tutup Maria.

PT Unilever Indonesia Tbk. Umumkan Perubahan Susunan Direksi dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa

Jakarta 30 Agustus 2016 – PT Unilever Indonesia Tbk. menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) bertempat di Ballroom Le Meridien Hotel, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 18 - 20, Jakarta Pusat. Pokok agenda yang dibicarakan dan telah disepakati dalam RUPSLB tersebut adalah perubahan susunan anggota Direksi Perseroan yang efektif berlaku 1 September 2016.
Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk. Hemant Bakshi mengatakan, “Terdapat dua agenda yang dibahas dan disetujui dalam RUPSLB hari ini, yaitu menerima dengan baik pengunduran diri Direktur Perseroan, Bapak Ainul Yaqin serta pengangkatan dua Direktur Perseroan yaitu Bapak Vikas Gupta dan Ibu Hernie Raharja untuk bergabung dan bekerja bersama dalam mewujudkan visi misi Unilever Indonesia.”
Sebelum diangkat menjadi anggota Direksi, Bapak Vikas Gupta yang akan memimpin bagian Homecare telah bergabung di Unilever selama 18 tahun dan menduduki posisi senior termasuk VP Laundry India dan Asia Selatan yang berbasis di Mumbai dan Global VP untuk inisiatif Dirt is Good dari OMO/Persil yang dikenal sebagai Rinso di Indonesia. Sedangkan Ibu Hernie Raharja yang akan memimpin bagian Foods memiliki riwayat perjalanan karir di Unilever meliputi Global Brand Director Pepsodent, Regional Brand Director untuk Perawatan Mulut di Asia Tenggara, serta Direktur Pemasaran untuk perawatan rambut di Indonesia.
“Kami memiliki ambisi untuk mengembangkan bisnis kami dua kali lipat, seraya mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh bisnis kami terhadap lingkungan serta meningkatkan manfaat positif bagi masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan para pemimpin perusahaan yang mampu memperkaya perusahaan dengan keahlian, pemikiran dan pengalaman global, serta fokus pada pelaksanaan prinsip-prinsip bisnis yang berkelanjutan” Hemant menyampaikan. 
“Disamping hal-hal tersebut, dengan beragamnya konsumen kami di Indonesia, kami yakin dengan adanya jajaran Direksi yang baru ini, dimana 50% dari anggota Direksi adalah perempuan, akan sangat mampu memperkaya perusahaan dalam membuat strategi bisnis yang nantinya akan mampu mendorong pertumbuhan perusahaan kami di Indonesia” tutup Hemant.

Vikas Gupta

Vikas Gupta
Vikas Gupta, warga negara India, lahir di negara bagian utara Haryana, India merupakan  kandidat Direktur Perseroan, dengan mempertimbangkan persetujuan dari Rapat ini. Bergabung dengan Unilever pada tahun 1998 sebagai Management Trainee. Selama 18 tahun terakhir, beliau bekerja di bagian penjualan, brand building dan brand development di kategori home and personal care, di lokal, regional dan peran global. Dua peran terakhir sebagai VP, Laundry, India dan Asia Selatan yang berbasis di Mumbai dan Global VP untuk inisiatif Dirt is Good dari OMO/Persil (juga dikenal sebagai Rinso di Indonesia) berbasis di Singapore. Atas berbagai tugas yang dijalankannya, beliau telah mengembangkan keahlian yang mendalam di bidang pemasaran untuk konsumen di negara-negara berkembang di Asia, Afrika dan Amerika Selatan. Hal ini temasuk keterlibatan mendalam terutama dengan konsumen Indonesia dan Perseroan selama bertahun-tahun di berbagai macam peran penting. Beliau telah bekerja di kantor di Mumbai, London, Singapore dan Sao Paulo sebelum datang ke Jakarta. Beliau menyandang gelar MBA di Marketing and Finance dan Sarjana Teknik (Mesin) dari Premier Indian Universities.

Hernie Raharja

Hernie Raharja
Hernie Raharja, warga negara Indonesia, lahir di Serang, Banten. Kandidat Direktur yang diusulkan untuk bertindak sebagai Direktur Perseroan yang akan memimpin bagian Foods, dengan mempertimbangkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang akan dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 2016. Bergabung dengan Perseroan pada tahun 1997 dengan posisi senior sebelumnya sebagai Global Brand Director untuk Pepsodent sejak tahun 2014 yang memimpin inovasi, pembentukan kombinasi pemasaran serta pembentukan bisnis dan strategi. Beliau juga pernah menjabat sebagai Regional Brand Director untuk Perawatan Mulut di Asia Tenggara pada tahun 2013 yang bertanggungjawab untuk memimpin penerapan inovasi dan strategi kategori Pepsodent dan Close Up. Selain itu beliau juga menjabat sebagai Direktur Pemasaran untuk perawatan rambut di Indonesia memimpin bisnis kategori perawatan rambut dan pengembangan di tahun 2010 sampai 2013., dan Direktur Pemasaran Perawatan Rambut Indonesia, merek terkemuka dan pembangunan bisnis pada tahun 2006-2010 – PT Unilever Indonesia Tbk (Indonesia). Beliau menyandang gelar sarjana dari ilmu sains, dari Institut Pertanian Bogor, lulus dengan kehormatan pada tahun 1997.

Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2016: Menekankan Pentingnya Peran Orang Tua untuk Mengenal & Mencegah Kebiasaan Buruk Si Kecil

Jakarta, 6 September 2016 –  Pepsodent sebagai brand pasta gigi keluarga produksi Unilever Indonesia terus secara konsisten mengedukasi masyarakat Indonesia mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut demi meningkatkan kualitas kesehatan gigi yang baik. Komitmen berkelanjutan ini juga terus diwujudkan melalui partisipasi dan dukungan Pepsodent lewat penyelenggaraan Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2016 yang sebentar lagi akan kembali diselenggarakan untuk yang ketujuh kalinya.
“Melalui BKGN kali ini, Pepsodent mengingatkan pentingnya peran orang tua, terutama ibu untuk mengenal dan mengetahui bagaimana cara mencegah kebiasaan yang berakibat buruk pada kondisi kesehatan gigi dan mulut anak. Sejumlah kebiasaan yang sering dilakukan anak dan dianggap sepele dapat berpotensi menjadi kebiasaan buruk yang dapat memengaruhi kesehatan gigi dan mulut si kecil,” ujar drg. Ratu Mirah Afifah GCClinDent., MDSc - Head of Professional Relationship Oral Care, PT. Unilever Indonesia Tbk.

Kenali Kebiasaan Buruk Si Kecil

1. Kebiasaan menyusui atau minum susu dengan menggunakan botol dot di malam hari bahkan ketika tidur. Bila tidak dibasuh dengan air putih atau dibersihkan, kebiasaan tersebut dapat membuat gigi berlubang dengan pola khas pada mulut anak. 
2. Kebiasaan makan makanan ringan di antara waktu makan (mengemil)  dan minum minuman bersoda atau minum minuman yang berkadar gula tinggi. Frekuensi mengemil yang sering dapat menyebabkan derajat keasaman (pH) di dalam rongga mulut turun dan email gigi menjadi rentan terhadap gigi berlubang.  Hal yang sama juga terjadi pada saat mereka mengonsumsi minuman bersoda dan minuman manis.
3. Kebiasaan tidak mengunyah makanan dan membiarkan berada di dalam rongga mulut dalam waktu yang lama (mengemut) dalam mulut tertutup dapat memicu terjadinya gigi berlubang. Hal ini dikarenakan pada saat mulut tertutup produksi saliva berkurang padahal karbohidrat dalam sisa makanan yang berada dalam rongga mulut akan difermentasikan oleh bakteri menjadi asam sehingga dapat memicu penyebab gigi berlubang.
4. Menghisap ibu jari atau dot (kompeng) merupakan kebiasaan yang sering dilakukan  anak karena memberi kenyamanan pada mereka. Namun, kebiasaan ini dapat memengaruhi bentuk kontur rahang, menyebabkan gigi tumbuh tidak beraturan yang selanjutnya dapat mengganggu fungsi mengunyah makanan.
5. Menggigit kuku, pensil, es batu atau benda keras lainnya dapat menyebabkan gigi trauma atau mengalami fraktur. Bakteri di pensil atau kuku yang kotor juga dapat masuk ke tubuh anak dan menyebabkan infeksi atau gangguan pencernaan.
6. Tidak menyikat gigi dengan cara, frekuensi dan waktu yang dianjurkan. Menyikat gigi dua kali sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur dapat mengurangi resiko gigi berlubang sebanyak 50%.  
7. Tidak berkunjung ke dokter gigi secara rutin. Sebagian besar orang tua baru akan mengajak anak berkunjung ke dokter gigi saat anak sudah memiliki masalah pada gigi dan mulut dimana ini dapat menyebabkan trauma untuk datang ke dokter gigi kembali pada anak.
“Agar tidak berdampak buruk pada kesehatan gigi dan mulut, sejumlah kebiasaan buruk yang biasa dilakukan oleh si kecil harus dicegah secepatnya,“ ujar Dr. Eva Fauziah, drg., Sp.KGA, Ketua Ikatan Dokter Gigi Anak Indonesia Cabang Jakarta, berikut beberapa tips pencegahan kebiasaan buruk si kecil yang bisa dipraktekan oleh orang tua.

Pencegahan

1. Biasakan ketika si kecil selesai minum susu dengan dot, dibasuh dengan air putih agar tidak ada sisa susu yang masih menempel di gigi. Tidak membiasakan si kecil minum susu pakai dot ketika tidur. Jika si kecil sudah memasuki usia 2 tahun, upayakan minum susunya dengan gelas atau sendok bukan dengan botol dan dot lagi.
2. Kurangi mengemil  makanan dan minuman manis karena karena terlalu banyak makanan manis dapat memicu terbentuknya plak dan produksi  asam oleh bakteri menjadi lebih sering lagi sehingga rongga mulut menjadi lebih asam dan menyebabkan  terjadinya demineralisasi email/karies.
3. Melatih anak untuk mengonsumi makanan padat sesuai tahapan perkembangan usianya agar  anak terlatih untuk mengenal berbagai tekstur makanan. Lebih lanjut, dengan  melatih anak mengunyah dapat merangsang proses pertumbuhan dan perkembangan rahang dan gigi geligi.
4. Tidak membiarkan si kecil sejak awal memasukkan ibu jari atau memberikan dot pada anak karena kebiasaan ini dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan rahang serta gigi geligi.
5. Ajari juga anak untuk tidak memasukkan benda apapun ke dalam rongga mulut selain makanan dan minuman yang bergizi . Mengajak anak untuk bermain dapat dijadikan pengalihan fokus agar tidak sembarangan mengigit benda disekitarnya. Sembarangan mengigit benda dapat menyebabkan maloklusi (susunan yang tidak baik) dan mengganggu pencernaan anak.
6. Ajarkan anak menyikat gigi dengan benar dari gusi ke gigi, selama 2 menit dan dampingi mereka. Penelitian memperlihatkan bahwa risiko gigi berlubang pada anak berkurang secara signifikan, pada anak yang mendapat pendampingan menyikat gigi dari orang tua mereka.  
7. Rutin mengajak anak untuk berkunjung ke dokter gigi sejak usia 1 tahun supaya anak terbiasa dan tidak akan takut untuk ke dokter gigi jika mengalami masalah pada gigi dan mulut.
Pepsodent senantiasa menekankan bahwa edukasi tentang kesehatan gigi dan mulut bisa didapat dengan berkunjung ke dokter gigi secara rutin tiap enam bulan sekali. Kehadiran BKGN diharapkan adalah salah satu yang bisa dimanfaatkan oleh para orang tua. Sejumlah dokter gigi dan tenaga kesehatan yang ada di BKGN senantiasa siap menerima keluhan yang dialami ibu dalam merawat kesehatan gigi anak.
“Tiap tahunnya BKGN mampu menarik minat masyarakat untuk datang berkunjung melakukan konsultasi, penambalan sederhana yang tidak melibatkan perawatan syaraf gigi, pencabutan tanpa komplikasi gigi sulung atau gigi tetap, pembersihan karang gigi, dan perawatan pencegahan gigi berlubang dengan aplikasi fluoride atau fissure sealant,” ujar drg. Mirah menjelaskan tentang fasilitas yang diberikan di BKGN 2016.
Tahun ini, peresmian BKGN akan diselenggarakan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas  Sumatera Utara (USU), Medan.  BKGN 2016 akan dilaksanakan di 21 Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) di Indonesia, mulai dari 19 September hingga 28 November 2016 dengan penambahan FKG Universitas Brawijaya Malang.
Selain itu BKGN juga akan hadir di 30 PDGI cabang Kota/Kabupaten yang tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari Sabang sampai dengan Merauke. “ Kami berharap penyelenggaraan  BKGN tahun ke tujuh kali ini bisa dirasakan oleh lebih banyak masyarakat yang tidak hanya ada di kota-kota besar, namun hingga ke pelosok daerah,” ujar drg. Mirah menutup keterangan pers.

Bango Dorong Pelestarian Warisan Kuliner Nusantara dengan Sajian Tongseng di Idul Adha

Jakarta, 30 Agustus 2016 – Bango, kecap produksi PT Unilever Indonesia, Tbk. kembali melanjutkan komitmennya untuk senantiasa melestarikan warisan kuliner Nusantara melalui inspirasi hidangan di hari raya Idul Adha mendatang. Kali ini, Bango mengangkat keistimewaan salah satu warisan kuliner Indonesia berbahan kambing yang tentunya selalu digemari oleh seluruh anggota keluarga, yaitu Tongseng. Untuk itu Bango secara khusus menghadirkan rahasia kelezatan hidangan tongseng kambing dari tiga penjaja kuliner legendaris yang berasal dari berbagai wilayah Pulau Jawa.
Meila Putri Handayani, Head of Marketing Savoury and Spread PT Unilever Indonesia, Tbk. menuturkan, “Kemeriahan perayaan Idul Adha menjadi momen yang sangat identik dengan santapan hidangan daging kambing bersama keluarga tercinta. Kali ini kami ingin menginspirasi para ibu untuk menyajikan hidangan Tongseng yang ternyata memiliki begitu banyak keistimewaan, sehingga menjadikannya sebagai salah satu warisan kuliner Nusantara yang patut kita kenali, cintai, dan lestarikan.”
Tidak banyak yang tahu bahwa Tongseng ternyata memiliki kisah panjang yang mencerminkan kekayaan sejarah kuliner Nusantara. Awal mula keberadaannya bahkan bisa ditelusuri dari mulai abad 18-19 Masehi saat bangsa Arab dan India mulai datang ke Indonesia. Mereka memberikan pengaruh budaya kuliner dengan memperkenalkan ragam hidangan kambing dan domba. Berabad kemudian, di daerah Jawa tengah, Jawa Timur dan Jogja, bermunculan beberapa daerah yang banyak dihuni oleh keturunan Arab dan India, yang kemudian dikenal sebagai daerah penghasil kambing yang baik. Warga lokal akhirnya mulai mengolah berbagai hidangan kambing. Kreasi pertama yang dikenal adalah sate kambing dengan cara penyiapan dan penyajian khas Nusantara.
Karena sate biasanya hanya menggunakan daging atau hati, sisanya yaitu jeroan dan tulang kemudian diolah lagi menggunakan bumbu rempah dan santan, menghasilkan hidangan bernama gule/gulai kambing yang merupakan pasangan sate. Setelah sate dan gule, kemudian masyarakat di Selatan Jawa mulai meracik menu baru, dimana saat itu pabrik gula pasir dan juga gula merah tradisional mulai beroperasi dan pabrik kecap manis mulai berproduksi. Terciptalah sebuah hidangan yang dibuat dengan cara mengoseng daging kambing bersama kecap, aneka bumbu iris, dan memasaknya dengan kuah gulai. Untuk menambah tekstur dan kesegaran, diberi irisan tomat dan kubis. Hidangan ini kemudian dikenal dengan nama Tongseng.
Arie Parikesit, seorang pengamat kuliner bercerita, “Cikal bakal hidangan Tongseng dipercaya berasal dari Kecamatan Klego, Boyolali. Dulunya, masyarakat kecamatan Klego mencari nafkah dengan bertani, namun ternyata mata pencaharian ini belum dapat mencukupi kebutuhan mereka. Akhirnya mereka beralih profesi ke menjual sate dan Tongseng sampai sekarang, bahkan kita bisa menemukan Patung Sate Tongseng yang menunjukkan kebanggaan masyarakat Klego pada hidangan otentik ini. Sejalan dengan waktu dan perpindahan penduduk kecamatan Klego di wilayah-wilayah lain, hidangan ini bermunculan di berbagai tempat di Pulau Jawa.”
“Persebaran Tongseng diikuti dengan keragaman bumbu dan penyajian yang sedikit dimodifikasi, namun tetap berakar pada citarasa otentik. Namun, di tengah keragaman tersebut, kecap tetap menjadi salah satu bahan kunci yang memantapkan rasa manis dan gurih hidangan Tongseng kambing Nusantara,” sambung Arie.
Alya Rohali, sosok selebriti yang selalu berupaya untuk memanjakan keluarganya dengan masakannya, terutama pada momen-momen istimewa seperti Idul Adha berbagi pengalamannya dalam mengolah Tongseng, “Salah satu alasan saya memilih untuk mengolah Tongseng adalah karena saat Idul Adha biasanya bagian daging kambing kurban yang saya dapatkan sangat beragam. Tongseng menjadi pilihan yang tepat karena hidangan ini sangat fleksibel, isiannya dapat menggunakan berbagai bagian kambing, dari mulai daging, jeroan, tulang, buntut, dan lainnya.”
Alya kemudian menambahkan bahwa setelah mengetahui kekayaan sejarah dan keragaman Tongseng, ia menjadi lebih bersemangat untuk menghidangkannya karena dapat ikut berperan melestarikan warisan kuliner Nusantara yang begitu istimewa ini di rumah. 
Meila menanggapi, “Tongseng memang menjadi hidangan yang sangat tepat untuk disajikan saat Idul Adha. Selain karena sejarahnya yang luar biasa, pengolahannya pun unik karena memadukan beberapa teknik masak, yaitu teknik menumis dan merebus sehingga Tongseng semakin kaya rasa dari bumbu-bumbu yang digunakan saat merebus maupun menumis. Dengan teknik pengolahan Tongseng yang tepat, kambing tidak lagi terasa alot, bumbunya lebih meresap dan bau prengus pun hilang. Oleh karena itu, kami sengaja menghadirkan tiga legenda kuliner tongseng kambing karena mereka adalah sumber inspirasi terbaik untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman, sehingga para ibu tidak perlu lagi merasa ragu mengolah Tongseng di rumah.”
Legenda kuliner pertama adalah Tongseng Pondok Sate Kambing Muda Pejompongan, Jakarta. Usaha kuliner yang dibangun oleh Pak Sukatni tahun 1994 ini merupakan salah satu pondok sate paling legendaris di Jakarta. Bahkan, saking tersohornya, Pondok Sate Kambing Muda Pejompongan dinobatkan sebagai salah satu Duta Bango di pelaksanaan Festival Jajanan Bango 2009. Selain sate, Tongseng merupakan menu yang paling difavoritkan pengunjung karena citarasa daging kambingnya yang sangat empuk dan berbumbu. Salah satu rahasianya adalah penggunaan nanas yang diblender saat menumis daging kambing, sehingga daging terasa lebih empuk. 
Legenda selanjutnya adalah Tongseng Petir Pak Nano yang terletak di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Mencerminkan nama warung yang sudah berdiri sejak tahun 1984 ini, tongseng kambing yang juga menjadi favorit di warung ini memiliki rasa pedas yang 'menggelegar' dari penggunaan cabe rawit yang sangat royal, selain bumbu-bumbu lainnya yang juga sangat terasa. Uniknya, pengunjung bisa memesan tingkat kepedasannya, dari mulai level PAUD (Pendidikan Anak Usai Dini), play group, hingga yang paling pedas: level profesor. 
Tongseng lainnya dipersembahkan oleh Tongseng Kicik Pak Jede, Yogyakarta. Cara membuat Tongseng Kicik-nya yang ternama sangat mirip dengan pembuatan tongseng pada umumnya, tapi jika tongseng biasanya berkuah encer dan banyak, Tongseng Kicik dimasak sedemikian rupa sehingga tampilannya sekilas mirip dengan “baceman”. Kuah yang diresapkan sepenuhnya hanya meninggalkan sedikit kuah yang sebih mirip saus, kental dan berbumbu.
”Melalui inspirasi yang Bango hadirkan dalam acara ini, semoga para Ibu tidak hanya bersemangat dan semakin percaya diri dalam menyiapkan hidangan tongseng kambing yang variatif dan menggugah selera, tetapi juga di saat yang sama turut berperan melestarikan kekayaan kuliner Nusantara bersama keluarga tercinta,” tutup Meila.

Unilever Indonesia dan Institut Teknologi Bandung (ITB) Kembangkan SDM di Bidang Ilmu dan Teknik Pengemasan

Jakarta, 14 September 2016 – Sebagai wujud kontribusi Unilever dalam mendorong inovasi dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia yang berkualitas, Unilever menjalin kerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam pengembangan kurikulum di bidang ilmu dan teknik pengemasan.
Amparo Cheung Aswin, Direktur Supply Chain Unilever Indonesia yang akrab dipanggil Ampy menyampaikan “Selama 82 tahun Unilever telah ada di Indonesia dengan produk – produk kami yang terus bertumbuh di tengah – tengah jutaan masyarakat Indonesia. Kami berkomitmen untuk menjaga kepercayaan para konsumen dengan memberikan produk – produk berkualitas setiap harinya termasuk dalam hal kemasan produk. Kemasan melindungi produk kami setelah proses manufaktur, sehingga kualitas produk tetap terjaga mulai dari rantai distribusi di toko hingga sampai di rumah konsumen. Kemasan juga menjadi faktor penting yang mendorong konsumen dalam memilih produk.”
Kolaborasi antara Unilever dan Institut Teknolog Bandung (ITB) dimulai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di bulan September 2016 ini. Selanjutnya, di tahun 2016 sampai 2017 Unilever dan ITB akan bersama-sama mempersiapkan kurikulum dan program hingga di tahun 2018 seluruh kurikulum terkait teknologi pengemasan siap untuk dijalankan.
Inisiatif ini pun turut mendapat sambutan positif dari Prof. Dr. Kadarsah Suryadi, DEA, Rektor Institut Teknologi Bandung, “Kami menyambut baik bentuk kerja sama yang dilakukan bersama Unilever untuk meningkatkan kapasitas generasi muda Indonesia di bidang pengemasan. Dalam kurikulum saat ini, mata kuliah terkait pengemasan masih terbatas dan hanya ada di fakultas Teknologi Pangan dan Farmasi. Kami berharap dengan adanya kolaborasi ini, kami dapat bersama-sama menghasilkan para ahli (expert) muda di bidang pengemasan.”
Pada tahap awal, pemberian materi edukasi mengenai pengemasan akan diberikan oleh Unilever sesuai dengan kurikulum terkait teknologi pengemasan yang telah ada di beberapa fakultas ITB. Beberapa bentuk kolaborasi dan dukungan dari Unilever antara lain; memberikan kesempatan magang bagi mahasiswa ITB di Unilever terutama di bagian yang terkait dengan teknologi pengemasan produk, rangkaian Kuliah Tamu atau guest lecture baik bagi mahasiswa maupun dosen, hingga sponsorship dalam kompetisi Indonesia Chemical Engineering Challenge.
Komitmen Unilever untuk menjadikan sustainability sebagai elemen utama dalam bisnisnya diwujudkan melalui inovasi pada kemasan produk-produknya. Beberapa contoh inovasi yang telah dilakukan Unilever antara lain; mengganti tutup botol shampoo dan conditioner produk Sunsilk menjadi lebih kecil yang membantu mengurangi 123ton/tahun penggunaan plastik, serta inovasi produk Molto Sekali Bilas yang dapat menghemat air hingga 75% saat mencuci pakaian.
“Unilever mempunyai tujuan untuk membuat cara hidup yang berkelanjutan menjadi cara hidup kita sehari-hari. Bisnis yang seperti itu akan dihargai oleh konsumen yang tidak saja menginginkan produk-produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang tepat, melainkan juga diproduksi dengan cara yang bertanggungjawab. Kami berharap dengan mengkombinasikan dua ekspertis yaitu Unilever sebagai ekspertis dalam teknik pengemasan dan ITB sebagai wadah bagi talenta – talenta Indonesia dalam bidang teknik, kami dapat menciptakan gelar profesional khusus untuk Teknologi Pengemasan (Packaging Engineering) dengar latar belakang edukasi teknologi atau ilmu aplikasi yang terkait,” tutup Ampy.

Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2016 Diresmikan di Medan


Medan, 19 September 2016 – Pepsodent, pasta gigi keluarga produksi Unilever Indonesia, kembali berkolaborasi dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) untuk menyelenggarakan Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) yang ketujuh. Tahun ini BKGN diselenggarakan di 21 FKG yang mempunyai Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) dan 30 kota PDGI cabang di Indonesia, mulai dari 19 September hingga 28 November 2016. Kegiatan edukasi serta pelayanan kesehatan gigi dan mulut gratis yang dilakukan secara konsisten sejak tahun 2010 ini resmi dibuka hari ini di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Sumatera Utara (USU), Medan.
Hadir meresmikan acara kali ini, Gubernur Sumatera Utara, Ir. H. Tengku Erry Nuradi M.Si serta Sakri Sabatmaja, SKM, M.Si, Kasubdit Advokasi dan Kemitraan selaku perwakilan Menteri Kesehatan RI serta dan Mirza Roesli, Head of Oral Care PT Unilever Indoneisia Tbk. Pembukaan BKGN 2016 juga dihadiri oleh drg. Farichah Hanum, M.Kes., Ketua Umum PB PDGI; Drg. Erwan Sugiatno, MS, Sp.Pros(K), Ph.D, Ketua AFDOKGI; 30 Dekan FKG dari seluruh Indonesia dan Artika Sari Devi, Putri Indonesia 2004 serta brand ambassador Pepsodent. Setelah dibuka dan diresmikan, acara dilanjutkan sikat gigi bersama yang diikuti oleh 350 anak SD di Medan. BKGN di FKG USU akan berlangsung mulai tanggal 19 sampai dengan 21 September 2016, dengan melibatkan 200 tenaga kesehatan gigi dan mulut dan ditargetkan untuk memberikan pelayanan bagi 1.200 pengunjung.
BKGN merupakan salah satu wujud implementasi dari strategi Unilever Sustainable Living Plan (USLP) dimana Pepsodent mengambil peran untuk meningkatkan kesehatan gigi 100 juta masyarakat dunia di tahun 2020 dan menciptakan Senyum Indonesia yang lebih sehat. “Melalui BKGN kali ini, Pepsodent mengingatkan pentingnya peran orang tua, terutama ibu untuk mengenal dan mengetahui bagaimana cara mencegah kebiasaan yang berakibat buruk pada kondisi kesehatan gigi dan mulut anak. Sejumlah kebiasaan yang sering dilakukan anak dan dianggap sepele dapat berpotensi menjadi kebiasaan buruk yang dapat memengaruhi kesehatan gigi dan mulut si kecil,” ujar drg. Ratu Mirah Afifah GCClindent., MDSc, Head of Professional Relationship Oral Care, PT Unilever Indonesia, Tbk.
Berdasarkan RISKESDAS 2013, dari 94.4% masyarakat Sumatera Utara yang telah menyikat gigi dua kali sehari hanya 1.2% masyarakat yang sudah menyikat gigi di waktu yang  benar yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Angka tersebut berada di bawah angka rata – rata nasional yang juga masih memperihatinkan yaitu 2.3%. “Sebagian dari kita masih memiliki kebiasaan menyikat gigi yang salah yaitu tidak menyikat gigi dengan cara, frekuensi dan waktu yang dianjurkan. Padahal, dengan menyikat gigi dua kali sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur dapat mengurangi resiko gigi berlubang sebanyak 50% ,” jelas DR. Trelia Boel, M.Kes., drg., Sp,RKG (K), Dekan FKG Universitas Sumatera Utara.
Lebih lanjut, orang tua juga perlu mendampingi anak saat menyikat gigi, karena penelitian memperlihatkan bahwa resiko gigi berlubang pada lapisan terluar dentin gigi berkurang secara signifikan sebesar 32% dan 56% pada lapisan dentin gigi terdalam pada anak yang mendapat pendampingan menyikat gigi dari orang tua.
Kebiasaan buruk yang berpengaruh bagi kesehatan gigi dan mulut lainnya adalah tidak berkunjung ke dokter gigi secara rutin. “Padahal, dengan melalui kunjungan rutin ke dokter gigi, dapat mengurangi resiko gigi berlubang, penyakit gusi, serta mencegah perawatan lanjutan. Dengan perawatan rutin maka kondisi mulut seseorang menjadi lebih baik. Untuk itu, kami menghimbau masyarakat di kota Medan, untuk memanfaatkan kehadiran BKGN di FKG USU,” lanjut Dr. Trelia.
Sebagai tambahan, melalui kunjungan rutin ke dokter gigi tiap enam bulan sekali, masyarakat bisa mendapatkan edukasi tentang kesehatan gigi dan mulut. “Sebagai ibu, saya merasa bertanggung jawab untuk perkembangan serta kesehatan buah hati dan dapat dimulai dengan memperhatikan kesehatan gigi si kecil. Untuk itu, saya membiasakan mengajak Abby dan Zoe berkunjung ke dokter gigi secara rutin, empat bulan sekali. Lewat pemeriksaan rutin saya jadi dapat mengantisipasi permasalahan pada gigi anak dan dapat menanggulanginya dengan cepat sebelum menjadi sakit yang berkelanjutan. Seperti kasus yang terjadi pada Zoe, putri kedua saya, dokter menemukan permasalahan gigi yang ternyata salah satu penyebabnya adalah mengemut makanan. Untung cepat teridentifikasi, sehingga dapat langsung ditanggulangi dan dicegah untuk berkembang menjadi lebih buruk,” ungkap Artika Sari Devi, Putri Indonesia 2004 sekaligus brand ambassador Pepsodent.
“Kehadiran BKGN adalah salah satu yang bisa dimanfaatkan oleh para orang tua. Tiap tahunnya BKGN mampu menarik minat masyarakat untuk datang berkunjung melakukan konsultasi, penambalan sederhana yang tidak melibatkan perawatan syaraf gigi, pencabutan tanpa komplikasi gigi sulung atau gigi tetap, pembersihan karang gigi, dan perawatan pencegahan gigi berlubang dengan aplikasi fluoride atau fissure sealant,” tutup drg. Mirah.